CERITA MESUM IBU DOSEN CANTIK DAN MAHASISWA
- Cerita tante girang yang masih muda dan cantik. Menikmati cerita
mesum dosen dan mahasiswa, Ngesek dengan ibu dosen cantik penuh nafsu
liar. Cerita mesum dosen dengan mahasiswa hubungan terlarang nafsu mesum
ibu vivin tante girang ku ibu dosen sendiri. MESUM TANTE GIRANG inilah
cerita dewasa penuh sex bebas antara mahasiswa dan ibu dosen. Tante
Girang cerita mesum masa kini dan dulu yang tidak lepas dari Lelaki
pemuas nafsu wanita.
Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Tante Girang, Tante Girang, Dosen, Dosen Cantik, Dosen Mahasiswa, Mahasiswa, Cerita Dosen
Selalu saja cerita tante girang tercipta jika keharmonisan rumah tangga
tidak dijaga, seghingga muncul tante gira tante girang baru yang
penarasan dengan kepuasan terhadap pria lain. Cerita ini bermula pada
waktu itu aku lagi kuliah di semester VI di salah satu PTS di Bandung.
Ceritanya saat itu aku lagi putus dengan pacarku dan memang dia tidak
tahu diri, sudah dicintai malah bertingkah, akhirnya dari cerita cintaku
cuma berumur 2 tahun saja. Waktu itu aku tinggal berlima dengan teman
satu kuliah juga, kita tinggal serumah atau ngontrak satu rumah untuk
berlima. Kebetulan di rumah itu hanya aku yang laki-laki. Mulanya aku
bilang sama kakak perempuanku, “Sudah, aku pisah rumah saja atau kos di
tempat”, tapi kakakku ini saking sayangnya padaku, ya saya tidak
diperbolehkan pisah rumah. Kita pun tinggal serumah dengan tiga teman
wanita kakakku.
Ada
satu diantara mereka sudah jadi dosen tapi di Universitas lain, Ibu
Vivin namanya. Kita semua memanggilnya Ibu maklum sudah umur 40 tahun
tapi belum juga menikah. Ibu Vivin bertanya, “Eh, kamu akhir-akhir ini
kok sering ngelamun sih, ngelamunin apa yok? Jangan-jangan ngelamunin
yang itu..”
“Itu apanya Bu?” tanyaku.
Memang
dalam kesehari-harianku, ibu Vivin tahu karena aku sering juga curhat
sama dia karena dia sudah kuanggap lebih tua dan tahu banyak hal. Aku
mulai cerita,
“Tahu nggak masalah yang kuhadapi? Sekarang aku baru putus sama pacarku”, kataku.
“Oh.. gitu ceritanya, pantesan aja dari minggu kemarin murung aja dan sering ngalamun sendiri”, kata Ibu Vivin.
Begitu
dekatnya aku sama Ibu Vivin sampai suatu waktu aku mengalami kejadian
ini. Entah kenapa aku tidak sengaja sudah mulai ada perhatian sama Ibu
Vivin. Waktu itu tepatnya siang-siang semuanya pada kuliah, aku sedang
sakit kepala jadinya aku bolos dari kuliah. Siang itu tepat jam 11:00
siang saat aku bangun, eh agak sedikit heran kok masih ada orang di
rumah, biasanya kalau siang-siang bolong begini sudah pada nggak ada
orang di rumah tapi kok hari ini kayaknya ada teman di rumah nih. Aku
pergi ke arah dapur.
“Eh Ibu Vivin, nggak ngajar Bu?” tanyaku.
“Kamu kok nggak kuliah?” tanya dia.
“Habis sakit Bu”, kataku.
“Sakit apa sakit?” goda Ibu Vivin.
“Ah.. Ibu Vivin bisa aja”, kataku.
“Sudah makan belum?” tanyanya.
“Belum Bu”, kataku.
“Sudah Ibu Masakin aja sekalian sama kamu ya”, katanya.
Dengan
cekatan Ibu Vivin memasak, kita pun langsung makan berdua sambil
ngobrol ngalor ngidul sampai-sampai kita membahas cerita yang agak
berbau seks. Kukira Ibu Vivin nggak suka yang namanya cerita seks, eh
tau-taunya dia membalas dengan cerita dewasa yang lebih hot lagi. Kita
pun sudah semakin jauh ngomongnya. Tepat saat itu aku ngomongin tentang
perempuan yang sudah lama nggak merasakan hubungan dengan lain jenisnya.
Cerita Mesum Ibu Dosen Cantik dan Mahasiswa
“Apa masih ada gitu keinginannya untuk itu?” tanyaku.
“Enak aja, emangnya nafsu itu ngenal usia gitu”, katanya.
“Oh kalau gitu Ibu Vivin masih punya keinginan dong untuk ngerasain bagaimana hubungan dengan lain jenis”, kataku.
“So pasti dong”, katanya.
“Terus dengan siapa Ibu untuk itu, Ibu kan belum kawin”, dengan enaknya aku nyeletuk.
“Aku
bersedia kok”, kataku lagi dengan sedikit agak cuek sambil kutatap
wajahnya. Ibu Vivin agak merah pudar entah apa yang membawa keberanianku
semakin membludak dan entah kapan mulainya aku mulai memegang
tangannya. Dengan sedikit agak gugup Ibu Vivin kebingungan sambil
menarik kembali tangannya, dengan sedikit usaha aku harus merayu terus
sampai dia benar-benar bersedia melakukannya.
“Okey, sorry ya Bu, aku sudah terlalu lancang terhadap Ibu Vivin”, kataku.
“Nggak, aku kok yang salah memulainya dengan meladenimu bicara soal itu”, katanya.
Dengan
sedikit kegirangan, dalam hatiku dengan lembut kupegang lagi tangannya
sambil kudekatkan bibirku ke dahinya. Dengan lembut kukecup keningnya.
Ibu Vivin terbawa dengan situasi yang kubuat, dia menutup matanya dengan
lembut. Juga kukecup sedikit di bawah kupingnya dengan lembut sambil
kubisikkan, “Aku sayang kamu, Ibu Vivin”, tapi dia tidak menjawab
sedikitpun.
Dengan
sedikit agak ragu juga kudekatkan bibirku mendekati bibirnya. Cup..
dengan begitu lembutnya aku merasa kelembutan bibir itu. Aduh lembutnya,
dengan cekatan aku sudah menarik tubuhnya ke rangkulanku, dengan
sedikit agak bernafsu kukecup lagi bibirnya. Dengan sedikit terbuka
bibirnya menyambut dengan lembut. Kukecup bibir bawahnya, eh.. tanpa
kuduga dia balas kecupanku. Kesempatan itu tidak kusia-siakan.
Kutelusuri rongga mulutnya dengan sedikit kukulum lidahnya. Kukecup,
“Aah.. cup.. cup.. cup..” dia juga mulai dengan nafsunya yang membara
membalas kecupanku, ada sekitar 10 menitan kami melakukannya, tapi kali
ini dia sudah dengan mata terbuka. Dengan sedikit ngos-ngosan kayak
habis kerja keras saja.
“Aah.. jangan panggil Ibu, panggil Vivin aja ya!
Kubisikkan Ibu Vivin, “Vivin kita ke kamarku aja yuk!”.
Dengan
sedikit agak kaget juga tapi tanpa perlawanan yang berarti kutuntun dia
ke kamarku. Kuajak dia duduk di tepi tempat tidurku. Aku sudah tidak
tahan lagi, ini saatnya yang kutunggu-tunggu. Dengan perlahan kubuka
kacing bajunya satu persatu, dengan lahapnya kupandangi tubuhnya. Ala
mak.. indahnya tubuh ini, kok nggak ada sih laki-laki yang kepengin
untuk mencicipinya. Dengan sedikit membungkuk kujilati dengan telaten.
Pertama-tama belahan gunung kembarnya. “Ah.. ssh.. terus Ian”, Ibu Vivin
tidak sabar lagi, BH-nya kubuka, terpampang sudah buah kembar yang
montok ukuran 34 B. Kukecup ganti-gantian, “Aah.. ssh..” dengan sedikit
agak ke bawah kutelusuri karena saat itu dia tepat menggunakan celana
pendek yang kainnya agak tipis dan celananya juga tipis, kuelus dengan
lembut, “Aah.. aku juga sudah mulai terangsang.
Kusikapkan
celana pendeknya sampai terlepas sekaligus dengan celana dalamnya, hu..
cantiknya gundukan yang mengembang. Dengan lembut kuelus-elus gundukan
itu, “Aah.. uh.. ssh.. Ian kamu kok pintar sih, aku juga sudah nggak
tahan lagi”, sebenarnya memang ini adalah pemula bagi aku, eh rupanya
Vivin juga sudah kepengin membuka celanaku dengan sekali tarik aja
terlepas sudah celana pendek sekaligus celana dalamku. “Oh.. besar
amat”, katanya. Kira-kira 18 cm dengan diameter 2 cm, dengan lembut dia
mengelus zakarku, “Uuh.. uh.. shh..” dengan cermat aku berubah posisi
69, kupandangi sejenak gundukannya dengan pasti dan lembut. Aku mulai
menciumi dari pusarnya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya
dengan lembut, aku berusaha memasukkan lidahku ke dalam lubang
kemaluannya, “Aah.. uh.. ssh.. terus Ian”, Vivin mengerang. “Aku juga
enak Vivin”, kataku. Dengan lembut di lumat habis kepala kemaluanku, di
jilati dengan lembut, “Assh.. oh.. ah.. Vivin terus sayang”, dengan
lahap juga kusapu semua dinding lubang kemaluannya, “Aahk.. uh.. ssh..”
sekitar 15 menit kami melakukan posisi 69, sudah kepengin mencoba yang
namanya bersetubuh. Kurubah posisi, kembali memanggut bibirnya.
Sudah
terasa kepala kemaluanku mencari sangkarnya. Dengan dibantu tangannya,
diarahkan ke lubang kewanitaannya. Sedikit demi sedikit kudorong
pinggulku, “Aakh.. sshh.. pelan-pelan ya Ian, aku masih perawan”,
katanya. “Haa..” aku kaget, benar rupa-rupanya dia masih suci. Dengan
sekali dorong lagi sudah terasa licin. Blesst, “Aahk..” teriak Vivin,
kudiamkan sebentar untuk menghilangkan rasa sakitnya, setelah 2 menitan
lamanya kumulai menarik lagi batang kemaluanku dari dalam, terus kumaju
mundurkan. Mungkin karena baru pertama kali hanya dengan waktu 7 menit
Vivin.. “Aakh.. ushh.. ussh.. ahhkk.. aku mau keluar Ian”, katanya.
“Tunggu, aku juga sudah mau keluar akh..” kataku. Tiba-tiba menegang
sudah lubang kemaluannya menjepit batang kemaluanku dan terasa kepala
batang kemaluanku disiram sama air surganya, membuatku tidak kuat lagi
memuntahkan.. “Crot.. crot.. cret..” banyak juga air maniku muncrat di
dalam lubang kemaluannya.
“Aakh..”
aku lemas habis, aku tergeletak di sampingnya. Dengan lembut dia cium
bibirku, “Kamu menyesal Ian?” tanyanya. “Ah nggak, kitakan sama-sama
mau.” Kami cepat-cepat berberes-beres supaya tidak ada kecurigaan, dan
sejak kejadian itu aku sering bermain cinta dengan Ibu Vivien hal ini
tentu saja kami lakukan jika di rumah sedang sepi, atau di tempat
penginapan apabila kami sudah sedang kebelet dan di rumah sedang ramai.
sejak kejadian itu pada diri kami berdua mulai bersemi benih-benih
cinta, dan kini Ibu Vivien menjadi pacar gelapku. demikian posting
komunitas tante girang kali ini, semoga bermanfaat bagi anda semua.
sampai jumpa.