Cerita Ngentot Anak Bos ku yang Cantik
- Akupun melihat lowongan pekerjaan di Koran,yang menarik perhatianku
adalah sebuah toko pakaian yang baru buka,mereka mencari seorang
pegawai,aku berangkat ke toko itu dengan segera menggunaka sepeda
motorku. Setelah 30 menit akhirnya aku melihat sebuah toko
baju,menurutku toko itu lumayan besar,akupun masuk ke sana,tak ada
seorangpun kecuali seorang tante yang kira-kira berumur 50 tahunan di
tempat kasir, akupun menghampirinya,aku tersenyum padanya dan dia
membalas senyumanku, Eh,nyonya,saya mencari pekerjaanKataku membuka
percakapan Oh,iya,pegawai kami baru saja keluar,kamu boleh bekerja di
sini Setelah itu nyonya itu menjelaskan padaku mulai dari peraturan,cara
menyapa,cara melayani,dan lain lain. Wah,kamu cepat tangkap,ya?Kata
nyonya itu sambil tersenyum Akupun tersenyum kecil saja.

Belakangan
kuketahui nyonya itu bernama nyonya Leni,kulitnya berwarna putih,rambut
panjang,dan wajahnya agak cantik menurutku. Dia juga baru saja
mengetahui namaku. Dengar Irwan,aku mau pergi sebentar,kamu tolong awasi
toko ini Wah,tapi saya baru bekerja nyonya Tak apa-apa,nanti akan
kusuruh putriku turun menemanimu Hmmmm,oke,dehJawabku tersenyum. Nyonya
Leni pun memanggil nama Livia,Livia,dari belakang pintu di sebelah kasir
terdengar suara seorang gadis. Lalu gadis itu pun keluar,sungguh aku
terpesona padanya,gadis bernama Livia itu sungguh cantik,tubuhnya mungil
dan agak montok,payudaranya lumayan besar,pantatnya montok
berisi,kulitnya putih,rambut hitam panjang,dan senyumannya adalah
senyuman termanis yang pernah kulihat, kuakui aku jatuh cinta pada
pandangan pertama padanya.
Setelah
nyonya Leni pergi,kuberanikan diri untuk menyapanya Hai Hai,pegawai
baru,ya? IyaJawabku tersenyum Kamipun berbincang bincang sebentar,dapat
kuketahui Livia sekarang berumur 18 tahun,ibunya adalah seorang wanita
sibuk,begitu juga dengan ayahnya,jadi dia sering membantu menjaga
toko,tak lama kemudian seorang pelanggan datang,akupun melayaninya
secepatnya agar bisa berbincang bincang dengan Livia,setelah pelanggan
itu mendapat barang yang dia inginkan dan membayar,akupun kembali ke
dekat kasir. Kalo jam sekarang masih sepi,Wan,nanti sekitar jam 3 baru
ramai Ohhh,akupun mengangguk Harus kuakui Livia sangat asyik,semua
omongan jadi nyambung,baru pertama kali ini aku menemui gadis seperti
ini.
Liv,kamu
sudah punya pacar?Tanyaku penasaran Belum,kalo kamu?
Aku juga belum
Oh,kita sama-sama single,dongKatanya sambil tersenyum Akupun
tersenyum,rasanya aku ingin membalas Kamu mau tidak sama aku?Tapi aku
tidak berani mengatakannya,jujur pertama ini aku bisa mengobrol lama
dengan seorang gadis.Keringatku tak berhenti bercucuran pertanda aku
gugup. Panas,ya?Tanya Livia Hmmm,tidak,kokJawabku Hehehe,kamu
keringatan,ya? Iya,anggukku membalas candanya Setelah lima menit seorang
pelanggan masuk lagi,akupun melayaninya dan kembali ke Livia Wan,kamu
asyik,ya,orangnya? Aku terkejut mendengarnya,ternyata leluconku yang
dari tadi kuluncurkan dapat meluluhkan hatinya Ah,kamu juga
asyik,kokJawabku dengan tersenyum Wajah cantiknya tersenyum manis,
kontolku terasa tak dapat diturunkan,sangat tegang.
Kami
berpandangan sebentar, lalu kuberanikan diri untuk menciumnya,jantungku
serasa berdegup kencang,Livia agak terkejut,tapi dia tak memberontak,
kukulum bibirnya dengan mesra,kami berciuman ala French Kiss,ini adalah
ciuman pertamaku. Suasana semakin memanas,kuberanikan diriku untuk
mnyentuh payudara 34 B nya,Livia agak terkejut,tapi karena terlanjur
nafsu dia membiarkan tanganku bermain sambil mulutku mencumbui
mulutnya,sejenak Livia memberhentikan permainanku. Wan, kamu kunci pintu
dulu, deh, malu kalau diliat orang nanti Akupun melangkah dengan cepat
ke pintu depan, segera kukunci pintu itu dan kuganti tanda di pintu
menjadi CLOSE Lalu aku segera berjalan kea rah Livia, Livia mengajakku
masuk ke dalam tokonya dan dia mengajakku ke kamarnya, setelah sampai ke
kamarnya di lantai 2, kuberanikan diri untuk menciumnya lagi, Livia
membalas ciumanku dengan mesra.
Sementara
tanganku kembali meremas payudara Livia yang sudah mengeras, setelah
lima menit kuberanikan diri untuk membuka pakaianku satu persatu, saat
kontolku yang besar terpampang, Livia cukup kaget dan agak jijik, ini
mungkin adalah pertama kalinya dia melihat sebuah *****, sementara
selama ini aku tak pernah berhubungan badan, aku hanya mendapatkan ilmu
dari film biru yang selalu kutonton. Livia tak tahu harus berbuat apa
dengan kontolku yang dari tadi sudah menegang, dia hanya memandanginya
sambil kadang menyentuhnya dengan jarinya, kutuntun dia agar menunduk
dan menjilat kontolku Ah, jijik, Wan, gak mau ahtolaknya Ayo deh, Liv,
entar kamu bakal merasakan kenikmatankataku meyakinkan Livia akhirnya
menyetujuinya entah karena dia sudah bernafsu atau terpancing kata
kataku, dia memasukkan kontolku ke dalam mulutnya, lalu dia mengulumnya
dengan lembut, pertama terasa agak kaku, tapi setelah terbiasa,
kulumannya terasa nikmat, membuatku merasakan kenikmatan yang belum
pernah kurasakan.
Setelah
puas bermain dengan kontolku Livia kembali berdiri dan tersenyum manis
padaku yang semakin membuat nafsuku meningkat, kubuka bajunya dengan
perlahan, dia tak menolak, malah tersenyum Pasti dia sudah nafsu
pikirku, sampai Livia telanjang bulat, kulihat pemandangan yang sungguh
indah di depanku, payudaranya yang montok dengan puting berwarna pink
yang sudah mengeras, sedangkan vaginanya masih berwarna merah muda,
ditumbuhi bulu bulu halus. Akupun menjilat payudaranya dan memainkan
putingnya, Livia agak kegelian, tetapi dia menikmatinya, terdengar dari
desahan kecilnya dan rontaan pelannya, setelah puas dengan payudaranya,
aku melakukan French kiss dengannya sbentar sambil tanganku menelusuri
vagina perawannya.
Vaginanya
masih mulus dan halus pertanda Livia sering merawatnya, setelah puas,
akupun menuntun Livia ke tempat tidurnya, lalu kubaringkan di sana Apa
yang akan kamu lakukan, Wan?Tanyanya heran Aku akan menusukkan kontolku
pada vaginamu, agak sakit sebentar, tapi nanti akan sangat nikmat
dehKataku padanya Jangan, Wan, aku masih perawan Tak kudengarkan lagi
kata-katanya karena terlalu nafsu, kuarahkan kontolku pada vagina Livia
yang sudah basah, sementara Livia hanya bisa berkata Jangan, Wan,
sebenarnya aku agak kasihan, tetaapi aku sudah terlanjur nafsu,
kumasukkan kontolku perlahan pada vaginanya yang basah. Livia berteriak
dengan keras saat kupaksakan masuk kontolku, kontolku sulit masuk karena
vagina Nia masih sempit, saat kumasukkan perlaha, wajah cantik Livia
mengeluarkan air mata dan Livia mendesah kesakitan.
Akhirnya
setelah lima menit, seluruh kontolku masuk dalam vaginanya, seperti
yang kuduga, Livia merasakan kenikmatan luar biasa, saat semula dia
meronta, dia kini sudah tenang dan menikmati permainanku, kutusukkan
secara perlahan lalu semakin cepat, Ahhh, Wan, enak, Wan, ahhh, terusin,
Wan, Akkkhh Kurasakan kontolku seperti dipijit oleh vaginanya, sangat
nikmat terasa sehingga aku memejamkan mataku menikmati kenikmatan itu,
kuteruskan memajumundurkan kontolku pada vaginanya yang sempit, Livia
mendesah kecil sambil memejamkan mata, air mata masih mengalir di
pipinya sementara tubuhnya berkeringat. Saat kulihat wajahnya yang
berkeringat, entah kenapa aku semakin nafsu, sehingga kucepatkan
tusukanku yang membuat Livia mendesah semakin keras, sementara kontolku
dipijat dengan lebih keras oleh vaginanya.
Akkkhh,
Ssssst, ahhhhh, Wan, enak, Wan, AhhhhBegitulah kata yang muncul dari
mulut Livia pertanda dia suka dengan permainanku Stelah 20 menit
kurasakan kenikmatan itu, Livia mengalami orgasme hebat, cairan hangat
keluar dari vaginanya, akupun mencabut kontolku, lalu kukocokkan dengan
cepat di depan wajahnya, spermaku berceceran di wajahnya Livia pun
terbaring lemas, semula aku kasihan karena dia sudah capek, tapi setelah
melihat tubuhnya yang dipenuhi keringat yang memancing nafsuku, akupun
berniat melanjutkannya. Aku segera duduk di tempat tidur, lalu kutuntun
tubuhnya agar vaginanya pas di atas kontolku, setelah mencapai posisi
ideal, akupun memasukkan kontolku ke dalam vaginanya yang masih basah,
kudengar Livia mendesah kecil saat kontolku berhasil masuk lagi ke dalam
vaginanya.
Lalu
kunaikturumkan tubuh mungilnya semakin cepat sehingga desahan Livia
semakin keras, rambut panjangnya kadang menyentuh wajahku, kurasakan
kontolku dipijat oleh vaginanya lebih keras dari tadi, itu malah
membuatku merasa semakin nikmat, Ahhh, Wan, terusin, Wan, Ahhh, lebih
cepat lagi, Wan Oke, sayang Kucepatkan frekuensi tusukanku yang menambah
kenikmatan pada Livia, dia mendesah dengan kenikmatan Ahhh, Wan, nikmat
banget, Wan, Ahhhh, Ssssst Sementara aku baru kali ini merasakan
kenikmatan seperti ini, pijatan pada kontolku sangat nikmat, membuatku
mendesah kecil sementara tubuhku tak berhenti mengeluarkan keringat,
setelah 20 menit kunaikturunkan kontolku pada vaginanya. Vagina Livia
kembali mengeluarkan cairan hangat, kubaringkan tubuhnya yang sudah
lemas lalu kukeluarkan spermaku di dadanya, kamipun terbaring lemas dan
berpelukan dalam keadaan telanjang.
Gimana,
Liv?Enak, gak?Tanyaku Wah, enak banget, Wan, baru kali ini aku
merasakan kenikmatan seperti ini, terima kasih, ya?Dia berkata sambil
tersenyum padaku Aku yang berterima kasih, LivKataku membalas
senyumannya Kamipun segera membersihkan diri, kulap bekas darah perawan
Livia, lalu kami mandi bersama dan kembali menjaga toko, di depan toko
sudah berjejer beberapa pelanggan. Akupun segera membuka pintu dan
mmpersilahkan mereka masuk, aku dan Livia melayani mereka, sampai jam
05.00 Nyonya Leny pulang, dia suka dengan cara kerjaku, dan dia
menerimaku menjadi pegawai tetap. Aku masih meneruskan bercinta dengan
Livia pada saat jam sepi dan seperti tak terjadi apa apa, aku sungguh
beruntung bekerja di toko ini, dan Livia adalah wanita tercantik dan
terhebat yang pernah kutemu